Alasan Frugal Lifestyle Cocok Untuk Anak Muda
Siapa di sini yang paling anti mengganti barang sampai benda itu benar-benar rusak? Pokoknya selagi masih bisa dipakai; selagi masih bisa diperbaiki, ya udah gak usah beli yang baru.
Sejak zaman industrialisasi dimulai, budaya hidup konsumerisme memang mempengaruhi banyak orang, tetapi ada juga sekelompok masyarakat yang bisa menahan diri dari godaan-godaan tersebut dan mengelola pendapatan sebaik-baiknya. Berbagai budaya hidup sederhana pun bermunculan. Kamu pasti tidak asing dengan budaya hidup minimalis, kan? Nah, budaya hidup frugal nyaris sama seperti minimalis, tetapi pelaksanaan dan pengertiannya berbeda.
Apa itu frugal lifestyle?
Frugal lifestyle bisa dikatakan sebagai gaya hidup hemat. Namun, dalam membeli sesuatu, penganut gaya hidup ini masih memperhatikan value yang dimiliki suatu produk atau jasa sehingga uang yang dikeluarkan tidak sia-sia. Produk yang dibeli dipastikan bisa tahan lama; jadi gak asal beli barang murah asal hemat loh, ya.
Gaya hidup sederhana ini telah dianut oleh banyak orang, misalnya saja Mark Zuckerberg, pencipta Facebook yang tajir melintir tetapi selalu berpenampilan sederhana. Gaya hidup ini sangat cocok diterapkan pada masa pandemi seperti sekarang, karena orang-orang yang mengikuti gaya hidup frugal memilih menunda kesenangan masa sekarang demi keperluaan yang lebih penting di masa depan. Atau, mereka hanya mengeluarkan uang untuk sesuatu yang bisa memberi nilai dan manfaat bagi hidup mereka.
Bagaimana cara menjalani gaya hidup frugal?
1. Kondisi keuangan harus adaptif
Aturlah pendapatan dan pengeluaran agar sesuai dengan keadaan terkini. Misalnya, pengeluaran dan pendapatan pastilah banyak berubah di masa pandemi. Meski kita tidak lagi mengeluarkan uang transportasi, kita masih harus membayar uang untuk kuota internet. Pendapatan yang diterima pun mungkin tidak sebanyak saat bekerja di kantor. Kita dilatih untuk mengatur keuangan agar setiap kebutuhan yang penting masih bisa terpenuhi dan pada saat bersamaan ada sisa pendapatan yang bisa disimpan.
2. Pilihlah barang berkualitas
Belilah barang karena kualitasnya memang baik, bukan karena ingin mengikuti tren. Bila sebuah produk memiliki harga mahal tetapi tahan lama, maka tak ada salahnya menginvestasikan pendapatan untuk barang tersebut. Tentunya kita juga harus bertanggung jawab dalam menjaga barang agar bisa dipakai dalam jangka waktu lama.
Ini bukan berarti kita wajib membeli barang branded paling top. Pilih saja yang harganya masih sesuai dengan kemampuan kita tetapi kualitasnya juga terjamin.
3. Buatlah daftar kebutuhan dan keinginan
Tentukan barang mana yang dibeli karena memang butuh, mana yang dibeli hanya karena keinginan semata. Tidak ada salahnya membeli sesuatu karena kita menginginkannya, tetapi melakukan ini secara berlebihan juga bisa mengarahkan kita pada gaya hidup boros. Prioritaskan apa yang kita butuhkan dulu. Tanyakan pada diri sendiri, apakah keinginan kita wajib dipenuhi? Apa nilai dan manfaat yang bisa didapat bila kita membeli barang atau jasa tersebut? Jika kita melakukannya untuk kesenangan semata, pikirkan lagi dalam jangka panjang. Apakah kita akan terus merasa senang atau hanya sesaat? Pertimbangkan segala sesuatu dengan matang barulah memutuskan.
4. Ada kendali diri, tidak gengsi.
Walau barang yang kita miliki terkesan biasa saja dan tidak keren, tetapi tidak perlu khawatir selagi benda tersebut masih berfungsi dengan baik dan layak pakai. Gengsi umumnya bersifat sesaat dan sering dilakukan hanya untuk menyenangkan orang lain. Justru kita akan tertekan dan sering kecewa jika mengharapkan pengakuan dari masyarakat atas apa yang kita miliki. Maka dari itu, abaikan tren yang sekiranya membuatmu tertarik untuk ikut-ikutan, terutama kamu diharuskan mengeluarkan biaya yang besar.
Manfaat gaya hidup frugal
1. Tidak terkekang oleh kepuasan materi
Kita lebih mensyukuri kehadiran barang-barang yang kita miliki. Sekalipun orang lain terus membeli ponsel merek terbaru atau tas model ter-hits, kita sudah puas dengan apa yang kita punya. Ini akan membawa ketenangan bagi batin karena kita tidak memusingkan pendapat orang lain. Selain itu, kita juga merasa lebih tenang dalam menjalani hidup karena semua barang yang dibeli memberi nilai tambah dalam kehidupan kita.
2. Disiplin dan pandai mengendalikan diri
Dengan menjalani gaya hidup frugal, kita mengendalikan diri untuk tidak tunduk pada hawa nafsu semu. Sebelum mengeluarkan uang untuk memenuhi keinginan pribadi, kita berpikir panjang terlebih dahulu. Memang, ini tidaklah mudah. Banyak godaan yang memancing kita untuk menggesek kartu kredit atau menekan check out pada e-commerce. Namun dari sinilah kita belajar mengenai disiplin diri.
3. Ada dana yang tersimpan untuk masa depan
Kita tidak tahu apa pun mengenai masa depan. Meski sudah berusaha keras, ada kalanya musibah tidak terhindarkan. Oleh karena itu, penting untuk memiliki simpanan dana supaya nantinya kita tidak kelabakan dalam menghadapi sesuatu yang penting atau mendesak. Selain itu, kita akan merasa bersyukur karena telah menabung.
Tak hanya untuk tabungan darurat, kamu bisa menyimpan pendapatan supaya memperoleh dana pensiun, biaya pendidikan anak, dan sebagainya.
4. Menjaga lingkungan
Memakai barang lebih lama berarti mengurangi limbah barang bekas. Semakin sering kita mengganti produk yang kita miliki, maka jumlah sampah akan semakin meningkat. Bayangkan kalau setiap satu tahun kita mengganti sepatu, maka dalam sepuluh tahun sudah ada sepuluh sepatu yag dibuang. Bandingkan jika sepatu yang dibeli berkualitas tinggi dan tahan lama, sehingga dalam sepuluh tahun, kita cuma membuang satu sepatu. Perbedaannya signifikan, bukan? Lebih baik mengeluarkan uang sekali daripada berkali-kali.
Gaya hidup frugal mengajari kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, terlebih dalam hal mensyukuri apa yang ada dan mengendalikan diri terhadap berbagai godaan di luar sana. Manfaat yang diberikan tak hanya terkait kondisi ekonomi, tetapi juga mengubah kita menjadi seseorang yang mempunyai prinsip teguh dalam hidup.
Semoga artikel ini bermanfaat!
Komentar
Posting Komentar