Alasan Kita Malas dan Cara Mengatasinya
Pernah gak sih, kamu lagi santai sambil scroll Instagram dan tiba-tiba ketemu kalimat motivasi semacam ini?
Kalau kamu tidak mulai sekarang, kamu akan menyesal di kemudian hari!
Semua orang sibuk belajar sementara kamu hanya berleha-leha!
Waduh! Akhirnya kamu buru-buru mengeluarkan buku untuk dibaca, atau segera mengerjakan tugas yang sudah ditunda berhari-hari. Selama beberapa waktu, kamu memang termotivasi karena terbayang-bayang oleh “kalimat yang menampar” itu.
Kemudian, kamu mulai kembali berleha-leha. Atau, kamu merasa sulit untuk mempertahankan produktivitas dan mengalah pada rasa malas.
Kenapa Kita Merasa Malas?
Ada beberapa alasan kenapa kamu bisa mengalami kemalasan.
1. Perubahan Cara Bertahan Hidup
Pada zaman purba, manusia harus terus bergerak untuk bertahan hidup. Pada masa itu, gak ada yang namanya rebahan. Malahan, banyak aktivitas fisik yang dilakukan, seperti berjalan beberapa kilometer sehari untuk mencari tumbuhan atau berburu makanan.
Namun, seiring berjalannya waktu, kehidupan menjadi lebih mudah. Kamu gak perlu lagi mengejar hewan buruan atau menjelajahi hutan untuk makan. Bahkan hanya dengan menggerakkan jari, kamu sudah bisa memesan makanan.
2. Kurangnya Motivasi
Selain karena perubahan cara bertahan hidup, kurangnya motivasi juga membuatmu cenderung lebih malas. Kamu tidak punya dorongan untuk terus bergerak maju.
3. Kurang Percaya Diri
Kepercayaan diri yang rendah bisa mengiringmu kepada rasa malas. Ketika kamu merasa tidak mampu melakukan sesuatu, ada kalanya kamu memilih berhenti saja. Toh, mau dilakukan juga serasa gak ada gunanya, kan? Jadi, untuk apa dikerjakan?
Semisal kamu sudah punya motivasi yang jelas, tapi sering berpikir “Kayaknya aku gak bakal bisa, deh…” yah, pada akhirnya kamu akan termakan pikiranmu sendiri.
4. Tujuan yang Kurang Jelas
Motivasi udah ada. Semangat sudah ada. Lalu tujuannya apa?
Kamu tidak tahu apa tujuanmu sekolah atau kuliah. Apakah sekadar biar dapat nilai bagus? Sekadar menerima ijazah? Atau kamu ingin mendapatkan beasiswa?
Ketika tidak punya tujuan, maka sulit untuk menentukan rencana jangka panjang. Ini bisa membuatmu hilang arah dan lama-kelamaan kehilangan dorongan untuk melakukan sesuatu. Ujung-ujungnya, rasa malaslah yang akan mengambil alih.
5. Mengharapkan Hasil yang Instan
Ketika kamu belajar, kamu ingin hasil yang instan. Kalau kamu baru mau belajar bahasa baru, kamu berharap bisa langsung cas-cis-cus dengan lancar dalam waktu sebulan atau tiga bulan.
Bisa jadi kamu lupa bahwa yang namanya “hasil maksimal” memerlukan proses. Alhasil, kamu malah membentuk goals yang kurang realistis dan ketika sulit mencapainya, kamu pun tidak mau mencoba lagi dan kembali bermalas-malasan.
6. Berorientasi pada Hasil dan Kesempurnaan
Ketika kamu sudah mempunyai tujuan jangka panjang, kamu hanya fokus pada tujuan akhirnya. Terserah deh, prosesnya gimana, pokoknya yang ingin kamu capai hanya tujuan akhirnya.
Pemikiran ini bisa membuatmu lebih cepat jenuh. Apalagi kalau hasilnya tidak sesuai ekspektasi dan jauh dari kata sempurna. Bisa-bisa kamu malah berhenti mencoba dan menganggap bahwa semua usahamu tidak ada hasilnya.
Cara Mengatasi Rasa Malas
1. Menentukan Tujuan dan Motivasi yang Jelas
Cari tahu dulu tujuanmu dalam melakukan suatu hal, supaya kamu bisa menentukan aktivitas apa saja yang bisa dilakukan untuk sampai pada tujuan tersebut. Tujuan memberimu arahan agar kamu tidak salah langkah atau kebingungan.
Motivasi yang jelas juga mendorongmu keluar dari kubangan kemalasan. Cobalah untuk mengisi hari-harimu dengan kalimat yang positif dan yakinkan dirimu bahwa kamu bisa. Dengan demikian, kepercayaan dirimu juga akan meningkat dan kamu lebih bersemangat dalam proses mencapai tujuan.
2. Membuat Rencana Jangka Pendek
Bagilah rencana jangka panjang menjadi rencana yang lebih sederhana per hari.
Contohnya, kamu mau mempelajari seratus kosakata dalam sebulan. Jumlahnya memang terkesan banyak, tetapi coba kamu pecah menjadi lima kosakata per hari. Tahu-tahu, dalam sebulan kamu sudah bisa mempelajari 100 sampai 150 kosakata baru!
Tujuan jangka pendek juga membuatmu merasa semakin termotivasi karena bisa mencapai sesuatu setiap harinya, sekalipun terkesan sederhana. Minimal kamu sudah melangkah maju sedikit demi sedikit.
3. Menikmati Proses
Proses dalam mencapai tujuan haruslah dihargai. Tidak selamanya kamu bisa mewujudkan tujuanmu sesuai dengan ekspektasi, karena ada kalanya realitas bersikap kejam padamu.
Ketika kamu menghargai proses, kamu menyadari bahwa entah tujuan itu tercapai atau tidak, minimal kamu sudah menjadi versi dirimu yang lebih baik dari sebelumnya. Kamu pun merasa bahwa semua usahamu tidak sia-sia dan tetap memberimu manfaat atau ilmu baru.
4. Memiliki Circle yang Positif
Lingkungan atau circle yang positif bisa membantumu untuk keluar dari kukungan rasa malas. Pastikan ada orang-orang yang bisa kamu ajak bekerja sama, sehingga setiap kali kamu merasa malas, mereka akan bisa mengingatkanmu sekaligus memotivasimu.
Bukan cuma itu saja, orang-orang seperti ini juga bisa menjadi teman bercerita atau berbagi pendapat. Circle yang positif memungkinkanmu untuk saling mendukung satu sama lain.
5. Aturan 5 Menit
Memulai adalah hal yang sulit. Maka dari itu, kamu harus agak memaksakan diri.
Caranya sederhana aja. Cukup lakukan hal yang perlu dilakukan dalam waktu lima menit. Setelah itu, kamu boleh berhenti kalau merasa gak suka. Kalau kamu merasa tanggung, maka dikerjakan saja terus!
Ini merujuk pada hukum Newton juga, bahwa benda yang diam relatif akan diam terus. Maka dari itu, yang terpenting adalah kamu mau berusaha memulainya.
6. Mulai Hari Ini Juga!
“Oke, semua rencana udah ada. Mulainya besok aja deh!”
Pernah gak, sih, kamu berniat memulai rencana pada keesokan harinya, atau minggu depan, atau malah pas tahun baru?
Daripada ditunggu-tunggu, mending mulai hari ini aja! Sekalipun itu cuma hal kecil seperti tidur awal atau membaca satu halaman buku sebelum tidur. Pokoknya kamu sudah mulai melakukan!
Komentar
Posting Komentar