Lakukan 4 Hal Ini untuk Redakan Mental Fatigue

Pernahkah kamu terpaksa belajar atau bekerja dalam jangka waktu yang lama demi mengejar deadline atau karena beranggapan bahwa hal ini merupakan bentuk produktivitas? 

Di masa pandemi, seringkali kamu cuma duduk di depan layar komputer atau laptop, tetapi kenapa kamu merasa capek?


Meskipun tidak mengeluarkan tenaga fisik, rasa lelah bisa tetap muncul. Perlu diketahui bahwa otakmu juga membutuhkan istirahat, terlebih setelah kami melakukan aktivitas yang menguras pikiran atau menggunakan banyak fungsi kognitif.

Seseorang yang memaksa diri untuk terus bekerja atau belajar walaupun sudah merasa lelah bisa mengalami kondisi mental fatigue, yakni kelelahan yang terjadi akibat aktivitas kognitif berkepanjangan. Dalam hal ini, otak terus-menerus bekerja tanpa beristirahat sehingga mengakibatkan penurunan performa kerja. 

Ketika terkena mental fatigue, kamu masih bisa melakukan tugas-tugas sederhana, tetapi kinerjamu dalam mengerjakan pekerjaan berat akan semakin memburuk. Diperlukan istirahat untuk mengembalikan kemampuan kerja seseorang ke level yang memadai.

Gejala mental fatigue amatlah beragam dan mempengaruhi baik aspek fisik maupun mental. Jika tidak segera diatasi, bisa-bisa malah mengarah pada masalah yang lebih serius. 

Apakah motivasi bisa meredakan mental fatigue?

Ketika kamu sedang mengalami mental fatigue, motivasi bisa membantumu untuk terus bekerja, terutama jika situasi benar-benar mendesak. 

Namun, berdasarkan jurnal berjudul “Mental fatigue, motivation and action monitoring”, motivasi tidak bisa meningkatkan kecepatan dan keakuratan kerjamu secara bersamaan. Kamu hanya bisa fokus meningkatkan salah satu aspek dan mengorbankan yang lainnya karena tubuh dan pikiranmu mencoba menyesuaikan diri dengan keadaan. 

Yuk, cari tahu cara-cara dalam mengatasi mental fatigue!

1. Beristirahat

Cara terbaik untuk mengatasi kelelahan mental adalah dengan beristirahat sejenak dari kegiatan apa pun yang sedang dilakukan. 

Jauhkan diri dari layar gadget dan cobalah untuk mencari aktivitas lain untuk merelaksasikan pikiran dan tubuhmu. 

Kamu bisa mencoba jalan kaki sebentar, pergi ke teras rumah, membaca buku, atau mendengarkan musik.

2. Rapikan pikiranmu dan lingkungan kerjamu

Dalam mengatasi mental fatigue, kamu tidak hanya harus merapikan pikiran tetapi juga lingkungan kerja.

Untuk merapikan pikiran, kamu dapat menulis daftar kegiatanmu di atas sebuah kertas agar kamu tahu apa saja yang perlu dilakukan dan aktivitasmu menjadi lebih terarah. Kamu juga dapat menuliskan keseharian atau perasaanmu ke dalam sebuah jurnal supaya pikiranmu lebih lapang.

Di sisi lain, ingatlah untuk merapikan lingkungan sekitarmu. Bayangkan saja apa jadinya kalau pikiranmu yang sudah rapi malah berantakan lagi karena melihat sampah bertebaran di meja atau lantai kamar. Tak hanya lelah, kamu pun jadi tidak termotivasi dalam beraktivitas.

3. Bersikap realistis.

Ada kalanya tidak semua kegiatan bisa kamu selesaikan dalam waktu sehari. 

Maka dari itu, hindari menyalahkan diri sendiri bila kamu tidak bisa menyelesaikan semua daftar tugasmu dalam sehari. Masih ada hari esok untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan tersebut.

Kalau perlu, kamu bisa membatasi jumlah tugas yang perlu dilakukan hari itu agar tidak berlebihan. 

Selain itu, barangkali kamu mengalami mental fatigue karena terlalu memikirkan hasil akhir dari suatu pekerjaan. Kamu berusaha keras untuk menjadikannya sempurna sampai-sampai memaksakan diri bekerja agar memperoleh hasil yang diinginkan. 

Dalam hal ini, kamu juga perlu bersikap realistis. Kamu boleh banget mengerahkan usaha terbaik, tetapi jangan sampai hal ini mengorbankan kesehatanmu.

4. Mencari pertolongan dari tenaga profesional

Bila kamu merasa bahwa kelelahan mental yang kamu alami sudah berlebihan dan membuatmu sulit melakukan apa pun, carilah bantuan dari tenaga profesional, baik itu dokter maupun psikolog. 

Nah, itu dia empat cara dalam mengatasi mental fatigue. Semoga bermanfaat!

Referensi:

Boksem, Maarten AS, Theo F. Meijman, and Monicque M. Lorist. "Mental fatigue, motivation and action monitoring." Biological psychology 72.2 (2006): 123-132.

Lorist, Monicque M., et al. "Mental fatigue and task control: planning and preparation." Psychophysiology 37.5 (2000): 614-625.


Komentar

Postingan Populer