Revenge Bedtime Procrastination: Balas Dendam Atas Hari yang Sibuk

Setelah sibuk seharian, akhirnya kamu punya waktu luang di malam hari. Enaknya ngapain, ya? Nonton drama yang lagi hype atau nge-scroll media sosial sampai subuh?

Sebagian besar orang pasti pernah mengalami hal semacam ini. Padahal udah ngerasa capek setelah seharian beraktivitas, tapi bukannya cepat-cepat tidur, kamu malah asyik melakukan kegiatan lain. Soalnya seharian ini kamu gak sempat refreshing dan waktu yang dimiliki hanyalah ketika malam tiba. 

Ternyata, oh, ternyata, fenomena ini punya istilahnya, loh! Yuk, kenalan sama Revenge Bedtime Procrastination.

Apa itu Revenge Bedtime Procrastination?

Photo by Sayo Garcia on Unsplash

Apakah kamu merasa lebih aktif di malam hari? Misalnya, waktu yang seharusnya dipakai untuk tidur malah dihabiskan dengan bermain gadget atau menonton drama favorit? Saking asyiknya sampai gak menyadari kalau matahari telah terbit lagi.

Revenge bedtime procrastination adalah situasi ketika kamu menggunakan waktu tidur untuk melakukan kegiatan lain. Alasannya karena selama seharian kamu gak punya waktu bersenang-senang. Alhasil, kamu malah merelakan waktu tidurmu demi melakukan aktivitas lain, seperti nge-scroll medsos, nonton, main game, dan lainnya.

Kenapa ada kata “revenge” yang berarti "balas dendam" di bagian depan istilah?

Dalam situasi ini, kamu merasa kekurangan waktu setelah sibuk seharian. Gara-gara kesibukan ini, kamu malah "balas dendam" dengan cara mengurangi waktu tidurmu supaya bisa “me time” sepuasnya. 

Menurut Margie Sieka, PhD, seorang manager dari behavioral health services di Rumah Sakit Northwestern Medicine Central DuPage di Winfield, Illinois, revenge bedtime procrastination terjadi karena orang-orang mencari kelegaan dan ketenangan setelah melalui hari yang melelahkan. Maka, tindakan menunda tidur dianggap sebagai upaya mendapatkan kembali “kebebasan” yang dirampas oleh kesibukan.

Istilah revenge bedtime procrastination bermula dari sistem kerja 996 di Tiongkok, di mana masyarakat bekerja dari pukul sembilan pagi hingga sembilan malam selama enam hari dalam seminggu. Akibatnya, para pekerja tidak mendapat waktu istirahat yang cukup sehingga terpaksa mencari waktu luang di malam hari, entah itu untuk mengobrol dengan teman atau untuk melakukan hobi. Istilah ini meluas dan semakin berkembang pada era pandemi, terlebih karena stres yang melanda banyak orang, sehingga terjadilah penundaan waktu tidur untuk melakukan aktivitas lain. 

Apa Efek Negatif dari Revenge Bedtime Procrastination?

Berdasarkan jurnal berjudul “An Exploratory Study on Sleep Procrastination: Bedtime vs. While-in-Bed Procrastination”, kurangnya waktu tidur bagi orang dewasa dapat berujung pada beberapa hal.

Selain meningkatkan konsumsi zat berbahaya seperti alkohol, tembakau, dan marijuana, menunda tidur juga dapat menimbulkan obesitas dan meningkatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. 

Photo by Elisa Ventur on Unsplash
Kesehatan mental juga menjadi sasaran empuk, karena kurang tidur dapat menyebabkan terjadinya depresi dan timbulnya keinginan untuk mengakhiri hidup. 

Kurang tidur dapat memengaruhi suasana hati serta kemampuan kognitif, yang nantinya akan berakar pada masalah lain, seperti sulit mengambil keputusan, sulit berkonsentrasi, dan hilangnya motivasi.

Bagaimana Cara Mengatasi Revenge Bedtime Procrastination?

1. Carilah waktu rekreasi di sela kesibukan

Cobalah untuk melepas penat di sela-sela kesibukan, meski waktu yang dimiliki tidak banyak. Misalnya, kamu bisa bermain game ringan atau membaca buku ketika waktunya makan siang. 

Tak jarang kita menemukan banyak “remahan waktu”, walau hanya berdurasi 5-10 menit. Kamu bisa memanfaatkannya untuk melakukan kegiatan sederhana yang membantumu untuk rileks sesaat. 

2. Atur jadwal tidur dan refreshing

Bila harimu benar-benar padat dan waktu yang kamu miliki hanyalah pada malam hari, cobalah untuk mengatur jadwal. 

Sebagai contoh, kamu sudah harus tidur pada pukul 11 malam. Sebelum waktunya tiba, kamu bisa menonton satu episode drama favorit dan bermain medsos selama setengah jam. Usahakan untuk tidak kebablasan, karena pada akhirnya kamu malah terkena dampak negatif. Misalnya, ketika menonton maraton sampai jam tiga atau bermain medsos tanpa henti, ujung-ujungnya matamu akan terasa sakit atau kamu malah ngantuk di keesokan harinya. 

Dengan adanya jadwal seperti ini, kamu bisa tetap melakukan hal yang kamu sukai sambil menjaga waktu tidur. 

3. Kenali sinyal dari tubuhmu

Ketika kamu merasa lelah, kenali tanda-tanda yang ada diberikan tubuhmu. Kalau matamu mulai terasa berat atau kamu merasa agak pusing dan lesu, cobalah untuk berbaring dan beristirahat. Memaksakan diri agar terus terjaga hanya akan membuatmu tambah lelah. Meski efeknya tidak terasa sekarang, bisa saja kamu baru merasakannya pada hari esok. 
Photo by Sammy Williams on Unsplash

4. Jauhkan gadget sebelum tidur

Bermain gadget bisa membuatmu lupa waktu. Ketika sudah mengantuk dan berbaring di ranjang, eh, mendadak penasaran sama update terbaru di Instagram. Atau, kalau kamu belum puas scrolling Tiktok. Akhirnya kamu kembali menyalakan ponsel dan membuka aplikasi tersebut.

Taruhlah ponsel di tempat yang lebih sulit dijangkau, misalnya di seberang ruangan. Kalau kamu butuh alarm di ponsel, kamu bisa menggantinya dengan jam beker biasa. Atau, kamu bisa mengunci aplikasi yang sering mengalihkan perhatianmu sebelum tidur. 

4 Hal yang Bisa Kamu Lakukan Sebelum Tidur

Apa aja sih kegiatan yang bisa membantumu refreshing sekaligus membantumu tidur? Ada beberapa kegiatan yang bisa kamu coba.

1. Journaling

Menulis di jurnal membantumu menuangkan segala sesuatu yang telah kamu alami selama seharian. Kamu bisa berkeluh kesah, bercerita, atau menuliskan hal-hal yang kamu syukuri.

Selain melegakan pikiran, kamu juga bisa belajar banyak dari hasil tulisanmu. Kamu bisa belajar untuk bersyukur, atau menemukan sudut pandang baru dari masalah yang kamu hadapi. Jurnal yang telah berisi isi pikiranmu juga bisa menjadi bahan evaluasi diri.

Melalui journaling, kamu dapat pula mengatur kegiatan yang hendak dilakukan pada hari esok, serta meninjau ulang goals dan impian yang ingin atau sudah kamu capai. 

2. Membaca

Photo by Clay Banks on Unsplash
Membacalah setidaknya selama tiga puluh menit sebelum tidur. Akan lebih baik bila kamu membaca buku fisik alih-alih e-book. Selain membantumu fokus, buku fisik juga menghindarkanmu dari bahaya sinar biru gadget. Atau, kamu bisa memakai gadget khusus membaca seperti kindle

3. Menjauhkan diri dari gadget

Bermain gadget tanpa mengingat waktu akan membuatmu terlena untuk terus menelusuri unggahan terbaru di media sosial. Tahu-tahu aja, kamu sudah kehilangan tiga jam waktu tidur!

Tak hanya itu, cahaya gadget biasanya memancarkan sinar biru. Sebenarnya, sinar biru bisa memberi manfaat jika diterima dalam porsi normal. Namun, terlalu banyak menerima sinar biru pada malam hari dapat menekan produksi hormon melatonin yang membantumu mengatur siklus tidur dan bangun tidur. 

4. Membersihkan diri dan tempat tidur

Kamu akan merasa lebih nyaman untuk tidur ketika tubuh dan kamarmu sudah bersih. Maka dari itu, cobalah untuk mandi terlebih dahulu, kemudian rapikan kasurmu. Dua kegiatan ini juga membantumu agar lebih rileks. 

Bayangin aja kalau badanmu masih lengket oleh keringat dan kasurmu berantakan. Mau baring aja males, apalagi tidur? Sudahlah badan gatal dan pengap, seprai pun kusut sehingga tidak enak ditiduri.

***

Tidur merupakan suatu keharusan demi menjaga kesehatan fisik dan mental. Yuk, perhatikan waktu tidur kita dan usahakan untuk beristirahat, terlebih ketika kamu punya kesempatan untuk melakukannya. 


Referensi

What Is Revenge Sleep Procrastination? And How to Stop | Everyday Health

9 Feb 2022, 18:25

The psychology behind 'revenge bedtime procrastination' - BBC Worklife

10 Feb 12.00

Blue Light – How does it affect Our Sleep? (rest.works)

10 Feb 18:20


Komentar

Postingan Populer