Ngomongin Buku || Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi

 

Judul: Funiculi Funicula

Pengarang: Toshikazu Kawaguchi

Jumlah Halaman: 224 hlm.

Tahun Terbit: 2022 (cetakan keenam)

Penerbit: Gramedia

ISBN: 978-602-065-192-7

***

“At the end of the day, whether one returns to the past or travels to the future, the present doesn't change.” 

― Toshikazu Kawaguchi, Before the Coffee Gets Cold

***

Setelah sekian lama enggak nge-blog, mari review buku saja.

Semula aku gak begitu tertarik pada buku ini, tetapi setelah mendengar review dari salah seorang booktuber, Jack Edwards, aku jadi tetrarik untuk ikut membaca. 

Funiculi Funicula berjudul asli コーヒーが冷めないうちに (Kohi ga Samenai Uchi ni), atau dalam terjemahan bahasa Inggris berjudul "Before the Coffee Gets Cold". Buku ini terdiri dari empat cerita pendek mengenai kejadian yang berlangsung di sebuah kafe bernama Funiculi Funicula. Menurut kabar yang beredar, kafe ini bisa membawa seseorang kembali ke masa lalu. Akan tetapi ada sejumlah peraturan yang harus dipatuhi agar proses tersebut berjalan lancar. Salah satu peraturan menegaskan bahwa pengunjung yang pergi ke masa lalu harus menghabiskan kopi khusus yang disajikan sebelum kopi itu dingin.

Novel ini juga sudah dijadikan film, walau aku juga baru tahu hari ini. Hehehehe. BTW ini trailer-nya buat yang pengen nonton. Kalau kulihat sekilas, ada beberapa hal yang diubah dari bukunya meski intinya kurang lebih sama.


Let's talk about what I like...

Novel ini mengusung tema time travel dengan konsep yang menarik. Bukan dengan mesin, lemari, cermin, sumur, atau objek lain yang kerap kali dikaitkan dengan unsur fantasi. Orang-orang yang ingin menjelajahi waktu tinggal duduk di kursi khusus dan minum kopi yang disediakan. Susah juga sih buat yang gak suka kopi. 

Hal lain yang aku suka adalah peraturan-peraturan yang mengikat "sihir" ini. Berpetualang ke masa lalu bukanlah hal mudah jika kamu memakai jasa kafe Funiculi Funicula. Ada berbagai aturan yang harus dipatuhi. Menurutku, peraturan-peraturan ini menjadikan "sihir" di kafe tersebut terasa lebih nyata dan terkendali. Kalau gak ada peraturan, sihirnya akan terkesan terlalu bebas dan gak jelas. 

Kisah-kisah yang disampaikan novel ini cukup untuk menghangatkan hati karena mengangkat tema seputar cinta dan keluarga. Pesan moral yang disampaikan pun cukup untuk mengingatkan pembaca mengenai seberapa pentingnya waktu dan orang-orang yang kita sayangi. Jangan sampai kita abai terhadap keduanya. 

But...

Aku merasa bahwa penulisan buku ini lebih menonjolkan tell dibandingkan show. Dari empat cerita yang disampaikan, rasanya hanya kisah pertama yang masih cukup mending. Tetapi unsur tell di ketiga cerita lainnya cukup mengganggu sensasi saat klimaks cerita. 

DAN, ada beberapa bagian kurang penting yang ditambahkan ke dalam cerita. Mungkin sebagian orang merasa oke aja, tapi buatku gak begitu penting. Misalnya, ada dua paragraf panjang yang menjelaskan tentang teknik pembuatan kopi. Atau penjelasan soal tonggeret. Sebenarnya hal-hal ini gak masalah, tapi aku pribadi cukup merasa terganggu. 😪

***

Overall, novel ini kukasih rating 3/5 🌟

Buat yang pengen langsung nonton film-nya, silakan aja. Tapi perlu diingat bahwa akan ada beberapa perbedaan dari novelnya. 

Segitu dulu, gengs. Thank you for reading. 💕 

Komentar

Postingan Populer