Ngomongin Buku || Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982 by Cho Nam-Joo



Judul: Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

Pengarang: Cho Nam-Joo

Jumlah Halaman: 192 hlm.

Tahun Terbit: 2016

No. ISBN: 978-602-063-361-91

Ibu menyesali hidupnya sekarang, hidupnya setelah menjadi seorang ibu. Seolah-olah hidupnya tertahan sebongkah batu berat. Kim Ji-Yeong sedih berpikir dirinya adalah batu itu. Seolah-olah menyadari perasaan putrinya, Ibu pun mengusap-usap rambut putrinya yang acak-acakan dengan penuh kasih sayang.

Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982, hlm. 34

Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982 adalah buku yang sudah lama pengen kubaca tapi selalu kutunda. Baru belakangan ini buku tersebut akhirnya terbeli dan dibaca. Alhasil, harus diakui aku terkesan dengan kisah yang disajikan oleh Cho Nam-Joo ini. 

Plot dari Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982 sebenarnya sederhana, yakni mengenai Kim Ji-Yeong, seorang perempuan yang harus menjalani kehidupan di tengah budaya patriarkal yang kuat di Korea Selatan serta menghadapi berbagai sikap misoginis dari orang-orang sekitarnya. Namun buku ini gak semata-mata menceritakan jalan hidup Kim Ji-Yeong, tetapi ada pula selingan kisah mengenai perempuan lain yang disampaikan melalui sudut pandang sang tokoh utama kita. 

Buku ini dibagi menjadi beberapa bab, di mana setiap bab menceritakan kehidupan Kim Ji-Yeong dan perempuan di sekitarnya dalam rentang tahun tertentu. Misalnya, bab pertama menceritakan kehidupan keluarganya dan masa kecilnya, kemudian masa SD-nya, dan seterusnya hingga dia telah berkeluarga.

Buku ini benar-benar membawa pembaca untuk menyelami perjuangan para perempuan dalam menemukan suara dan mempertahankan hak mereka di tengah masyarakat yang lebih menganggungkan anak lelaki. Aku cukup yakin hal semacam ini akan menampar pecinta drama Korea yang selalu berekspektasi kalau cowok-cowok di sana perfect banget. Hell, bahkan aku sebagai orang yang jarang nonton drakor juga tertampar banget dengan perbedaan yang jauh antara ekspektasi dan realitas. :")

Tentunya gak semua cowok Korea begitu, ya. Di dalam buku ini pun terdapat beberapa sosok lelaki yang sebenarnya tidak jahat-jahat amat. Dalam artian mereka masih menghormati pasangan mereka dan melaksanakan tanggung jawab dengan baik. Akan tetapi, aku bisa melihat sepasif apa para lekaki tersebut ketika pasangan mereka mengalami aksi misoginis. Mereka cuma kayak, "Ya udah."

Let's talk about what I like

Cuplikan dari film Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

Semua perempuan bisa relate dengan Kim Ji-Yeong atau dengan side characters perempuan di novel ini. Permasalahan yang disampaikan penulis serasa udah hampir komplit. Mulai dari masalah diskriminasi gender di dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, hubungan suami-istri, hingga kalangan masyarakat umum. Masalah yang terkesan sepele sampai serius ada di dalam buku ini. 

Pembaca pun akan mendapat gambaran mengenai seberapa keras perempuan harus berjuang ekstra demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik, berbeda dari para lelaki yang mendapat privillege lebih hanya karena mereka, well, laki-laki. Kita jadi tahu betapa kerasnya judgement masyarakat terhadap perempuan, tetapi pada saat bersamaan perempuan dituntut bisa ini-itu. Menjadi perempuan terasa serba salah, tetapi bukan berarti tidak ada perlawanan yang bisa diberikan.

Apa yang ada di dalam Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982 tidak sekadar karangan fiksi semata, sebab ada beberapa bagian di mana Cho Nam-Joo menyelipkan fakta berdasarkan apa yang terjadi di lapangan pada tahun-tahun yang menjadi latar cerita, misalnya mengenai ketimpangan jumlah anak lelaki dan perempuan yang lahir, mengenai perbedaan gaji yang diterima antara lekai dan perempuan, dll. Jadi bisa dipastikan penulis gak ngawur dan bener-bener merepresentasikan kehidupan perempuan sesuai latar waktu terjadinya cerita.

Kisah dalam buku ini lebih banyak disampaikan dalam narasi dan minim dialog. Akan tetapi ceritanya tetap mengalir dan membuat pembaca bertanya-tanya, "Apa, sih, yang akan terjadi selanjutnya?"; "Gimana, sih, akhir dari cerita ini?". Bukunya tipis dan bisa dibaca dalam sekali duduk, tetapi dikemas dengan baik sehingga mampu menyampaikan banyak hal. 

Karakter Kim Ji-Yeong sendiri termasuk pasif, berbeda dengan karakter sampingan yang justru lebih kuat dalam melawan patriarki. Namun kepasifan Kim Ji-Yeong justru membuat cerita ini terasa lebih nyata. Tidak semua perempuan berani bersuara atau membela diri ketika dihadapkan dengan masalah gender. Tetapi hal ini bisa menjadi dorongan bagi pembaca, khususnya pembaca perempuan, untuk memperjuangkan hak-haknya.

What I Dislike....

I hate the fact that everything happened in this book, happened in real life. That's it. Not to mention, di zaman modern ini masih ada aja oknum perempuan yang melakukan hal-hal konyol demi konten dan merendahkan martabat mereka, padahal di luar sana ada lebih banyak lagi perempuan luar biasa yang sedang berjuang menggapai hak dan kesetaraan di tengah masyarakat.

Oh, dan kurasa gaya narasi di buku ini gak akan cocok untuk semua orang, terlebih bagi pembaca yang lebih suka dialog dan interaksi intens antar karakter.

Cuplikan dari film Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

Kau berkata kita sebaiknya tidak memikirkan apa yang hilang dari kita. Aku mungkin akan kehilangan masa muda, kesehatan, pekerjaan, rekan-rekan kerja, teman-teman, rencana hidup, dan masa depanku. Karena itu aku selalu memikirkan apa yang akan hilang dariku. Tetapi apa yang akan hilang darimu?

—Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982, hlm. 136 (Konteks: Kim Ji-Yeong diajak suaminya untuk memiliki anak dan disuruh untuk tidak usah memikirkan apa yang akan hilang dari mereka).

Semua orang harus baca Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982. Untuk para perempuan, sudah jelas, pasti akan lebih memahami seberapa pentingnya kesetaraan gender dan perjuangan yang selama ini kita hadapi. Untuk para lelaki, buku ini jelas akan memberikan perspektif baru yang selama ini belum pernah diketahui, yakni perjuangan para perempuan dalam menemukan suara dan keberanian untuk melawan.

Komentar

Postingan Populer