Ngomongin Buku || Aroma Karsa by Dee Lestari



Judul: Aroma Karsa

Pengarang: Dee Lestari

Jumlah Halaman: 710 hlm.

Tahun Terbit: 2018

No. ISBN: 978-602-291-463-1


Teka-teki, sebelum terpecahkan, mampu menghalangi banyak hal. Perubahan, salah satunya.

—hlm. 116


About this book

Aroma Karsa menceritakan tentang Raras Prayagung, seorang wanita yang selama bertahun-tahun mencari Puspa Karsa, sebuah bunga kuno dengan kekuatan luar biasa. Namun pencarian tersebut tidaklah mudah, hingga akhirnya Raras menemukan seorang pemuda dari TPA Bantar Gebang yang dapat membantunya. 

Pemuda itu namanya Jati Wesi, atau orang-orang menyebutnya si Hidung Tikus. Penciuman Jati Wesi yang super tajam diyakini mampu menemukan jejak dari bunga kuno yang telah menjadi obsesi Raras sejak lama. 

My thoughts

Aroma Karsa adalah buku yang biasanya hanya kudengar sekilas lalu, kemudian terlupakan. Pada dasarnya aku memang jarang menaruh minat pada penulis-penulis Indonesia. Bukan karena tidak cinta tanah air, tapi kebanyakan seleraku selalu seputar novel-novel fantasi yang kerap ditulis oleh penulis luar. 

Semakin dewasa, aku mulai tertarik menjelajahi genre-genre baru, hingga tibalah saat di mana aku mau mencoba baca buku dari salah satu penulis Indonesia yang sudah ternama, Dee Lestari. Sebenarnya ekspektasiku cukup tinggi sebelum membaca Aroma Karsa, mengingat banyak review bagus yang berseliweran di media sosial terkait novel satu ini. Hanya dua hal yang aku tahu sebelum membaca, yakni buku ini menceritakan tentang pencarian Puspa Karsa dan tentang si Jati Wesi yang punya kelebihan di indra penciumannya.

Ternyata, bukunya bagus loh, gais :) Like, BAGUS BANGET WOY!!!!! 




Let's talk about what I like...

All details in this book are just *chef's kiss*.


Dee Lestari benar-benar sukses dalam menjabarkan keberagaman aroma yang Jati Wesi hirup sehari-hari. Yah, walau jujur aku gak punya gambaran aromanya seperti apa, tapi tetap aja aku berpikir, "Kok bisa, sih, Dee Lestari kepikiran sama penggambaran seperti itu?" Dee Lestari meng-embrace karakter Jati dengan sangat baik sehingga karakter tersebut menjadi nyata. Kita jadi percaya sama kemampuan penciuman yang dia miliki karena informasi yang disajikan melalui sudut pandangnya bener-bener terkesan meyakinkan. 

Aku juga suka dengan karakter-karakter lain yang ada dalam cerita ini. Kebanyakan dari mereka gak sekadar karakter sampingan yang mudah dilupakan. Penulis juga mengisahkan sudut pandang mereka dan menjadikan mereka sebagai unsur penting untuk mendukung keberlangsungan cerita. 

Alurnya sendiri gak bikin bosen. Aku melihat beberapa review yang menyatakan kalau alur cerita sebenarnya baru dimulai di halaman kesekian, sementara di bagian awalnya hanya pengenalan tokoh semata. Hal tersebut memang benar, tapi aku sendiri gak keberatan. Menurutku detail-detail di awal dan keunikan dari Jati Wesi sebenarnya sudah cukup menghibur dan mendorong pembaca untuk terus mengikuti cerita. 

Misteri yang disajikan dalam cerita ini diungkap selapis demi selapis; dari bab ke bab akan ada petunjuk-petunjuk yang mengungkap rahasia dalam Aroma Karsa dan mengenai Jati Wesi sendiri. Rata-rata scene yang dimasukkan mengandung peran penting terhadap satu sama lain, sehingga gak semata-mata filler tanpa arti. Semakin ke belakang, ada beberapa scene yang harus kubaca ulang karena ternyata mengandung kata kunci dari misteri yang tersembunyi.

Dee Lestari juga berhasil mengangkat fantasi yang Indonesia banget dalam Aroma Karsa. Pencampuran unsur legenda, sejarah, dan adegan-adegan bak sinetron lama Indosiar dibuat sedemikian rupa sehingga terkesan bahwa legenda Puspa Karsa sungguh ada. Oh, yang perihal sinteron Indosiar itu bukan olokan, ya. Yang dulu pernah nonton tahu sendiri seberapa asyiknya adegan pertarungan terbang-terbang ala sinetron Indosiar. 😌

Mengenai diksi, sebenarnya aku udah kehilangan kata-kata, sih. Sebagai seorang penulis amatir, aku super duper takjub dan iri dengan kemampuan Dee Lestari dalam merangkai kata. Tentu, bahasanya gak melulu puitis, tapi disesuaikan dengan keadaan dan tokoh-tokoh yang berbicara. Tetap saja, penggunaan diksi yang cakep membuat narasi dan deskripsi dalam novel ini jauh dari kata bosan.

What I Dislike...

Terdapat beberapa dialog dalam buku ini yang mirip dengan dialog dalam novel terjemahan dan malah terkesan aneh. Mungkin karena aku ga pernah denger orang bicara seperti itu kali, ya? 😅

Berikutnya ada dua minor spoiler, jadi bisa di-skip

*MINOR SPOILER*

Apa-apaan, nih, ada cheating trope 😠 

Dan gimana ceritanya Jati Wesi, seorang yang tumbuh di TPA, punya otot? Like, really? Dapat gizi seimbangnya gimana wey? Okelah, dia dapat makanan dari orang-orang sekitarnya. Tapi sepertinya membangun otot tidak semudah itu.


*MINOR SPOILER END*

Udah, sih, gitu aja. Hehehe✨

Komentar

Postingan Populer