Ngomongin Buku || Keberangkatan karya Nh. Dini

 



Judul: Keberangkatan
Pengarang: Nh. Dini
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 237 hlm.
Tahun Terbit: 1987 (Terbitan Pertama)

"Masa lampau hanya baik buat diingat sekali-kali jika itu merupakan sesuatu yang menyenangkan. Tetapi jangan sampai menjadikan tekanan beban jika itu berupa sesuatu yang mengesalkan."

 About This Book

Elisa merupakan seorang anak peranakan Indonesia-Belanda yang bekerja sebagai pramugari di bandara Indonesia. Ketika keluarganya telah pergi ke Belanda dan memulai hidup baru, Elisa memilih tidak ikut untuk melanjutkan pekerjaan sekaligus menunjukkan bahwa dirinya sungguh seorang peranakan Indo-Belanda yang ingin mengenal Indonesia. 

Keberangkatan membawakan kisah seputar seorang anak blasteran yang ingin mencari tahu silsilah masa lalunya sekaligus seorang wanita muda yang mengangankan pernikahan dengan orang terkasih. Namun, apakah kisah Elisa akan semulus itu?

Let's talk about what I like

Kendati terbit pada tahun 1987, aku kagum pada pemikiran maju yang dituangkan Nh. Dini melalui tokoh-tokoh di novel ini, terlebih soal status perempuan dalam masyarakat. Dalam novel, dikisahkan bagaimana Elisa kerap kali menjadi seseorang yang menunggu pinangan atau aksi nyata seorang lelaki dalam mendekatinya, sementara dia sendiri tidak mau mengambil inisiatif tersebut. Terdapat pula pembahasan tersirat soal bagaimana pernikahan menjadi suatu tujuan dalam hidup perempuan, kendati yang terjadi setelahnya tidak jarang penuh cobaan baru. 

Aku suka karena Elisa digambarkan sebagai seorang gadis muda yang masih penuh kebimbangan dan tak jarang salah mengambil langkah, tetapi masih memiliki prinsip. Elisa juga punya orang-orang yang mendukung dan mengajarinya soal hidup sehingga selayaknya seorang yang muda, perlahan-lahan dia berproses dan memutuskan mengambil pilihan-pilihan yang terbaik bagi dirinya.

Salah satu kutipan favoritku ada di bawah, dibawakan oleh Lansih, teman akrab Elisa. Menurutku, ada perempuan yang bisa berkata demikian di tahun 80-an termasuk "wow". Sebenarnya, ini termasuk golongan sastra Indonesia pertama yang kubaca (setelah Gadis Kretek dan Aroma Karsa) karena sebelumnya aku lebih aktif menjelajahi literatur Barat. Dan bisa membaca ucapan semacam kutipan di bawah membuat aku kagum dengan pemikiran Nh. Dini.
"Perkawinan bukan satu-satunya tujuan dalam hidup. Masing-masing kita wajib mencari pengisian yang sesuai dan sepadan guna mengimbangi kebutuhan jiwa."

Penggambaran Elisa sebagai pramugari juga cukup detail, apalagi soal jadwal pekerjaan, tentang kesenjangan pramugari darat dan udara, serta mengenai hiruk-pikuk bandara yang menjadi makanan mereka sehari-hari. Rupanya Nh. Dini juga pernah bekerja sebagai pramugari, pantes aja suasananya terasa banget.

Penyajian plot cerita sebenarnya juga jelas. Kita disuguhkan dengan goals Elisa sejak awal, yaitu soal kehidupan asmaranya dan keinginannya mencari tahu soal rahasia keluarganya di masa lalu. Terdapat juga beberapa pergumulannya sebagai anak Indo-Belanda yang berjuang agar bisa diterima masyarakat serta menghindari stereotip yang disematkan padanya. Perpaduan antara konflik-konflik ini cukup menarik untuk diikuti.

What I Dislike 

Kendati memiliki plot yang menarik, menurutku pacing dari buku ini lambat dan kadang agak membosankan. Ala-ala novel klasik sih. Terlebih dengan gaya bahasa yang kadang flowery tapi kadang juga to the point. Untuk penyajian ceritanya pun cukup didominasi oleh narasi.

Terlepas beberapa bagian yang bikin nguap, menurutku novel ini bisa banget dibaca untuk diambil ajaran moralnya yang memang masih sangat relate dengan zaman sekarang.

Komentar

Postingan Populer