Ngomongin Buku || ASAP by Axie Oh



Judul: ASAP
Pengarang: Axie Oh
Penerbit: Harper Collins 
Jumlah Halaman: 352 hlm
Tahun Terbit: 2024

About This Book

Min Sori adalah putri dari CEO Joah Entertainment, sebuah agensi idol yang ternama di Korea. Selama bertahun-tahun dia juga berjuang sebagai trainee dengan harapan dapat debut suatu hari nanti. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu Sori justru merasa bahwa dirinya tidak lagi tertarik menjadi idol. Maka dia mulai mencari passion lain dengan harapan ibunya, yang sekaligus merupakan CEO Joah, bisa memahami perubahan minatnya itu tanpa merasa kecewa.

Perjalanan Min Sori mencari jati dirinya membawa kembali pertemuan-pertemuan dengan sang mantan pacar, Nathaniel, yang merupakan anggota band XOXO. Setelah skandal yang pernah mereka berdua timbulkan dulu, Sori dan Nathaniel dipaksa untuk putus, menjadikan hubungan mereka sempat renggang. Namun, apakah perasaan itu sungguh sudah hilang?

Bagaimana kelanjutan kisah Sori dan Nathaniel? Akankah mereka kembali bersama? Apakah di tengah gempuran masalah yang Sori hadapi, dia berani mengambil risiko untuk kembali mencintai Nathaniel?

Let's Talk About What I Like

ASAP membawakan kisah second chance romance dengan permasalahan yang lebih berat. Sebagai putri dari CEO agensi idol, Min Sori benar-benar berjuang keras membantu ibunya agar agensi mereka terhindar dari permasalahan. Karakternya yang gigih, suka menolong, serta 'keras di luar, lembut di dalam' bikin aku bisa dengan mudah mengikuti ceritanya dan bersimpati pada permasalahan yang dia alami.

Axie Oh mencoba memperlihatkan kerumitan dari hidup Min Sori, dengan hubungan yang tidak terlalu dekat dengan kedua orangtuanya, skandal perselingkuhan ayahnya yang menghancurkan citra Sori di lingkup sosialnya, serta keluarga sang ayah yang terang-terangan membenci sang ibu. Di saat Sori ingin saja berbahagia sama orang yang dicintai, dia malah harus mengorbankan diri untuk hal-hal yang sebenarnya engga dia inginkan. Tapi aku suka sama Sori yang pengertian banget sama kerja keras ibunya, serta bagaimana mereka sama-sama mencoba saling mengerti dalam melewati masalah yang ada.

Untuk kadar kegemesannya, sebenarnya buku ini gak kalah gemes dari XOXO, bahkan sukses bikin aku guling-guling saking gak kuatnya. Apalagi ini second chance romance, di mana pasangan utamanya terpaksa putus padahal masih menyimpan perasaan. Bisa dibayangin segreget apa mereka ketika berada di tempat yang sama, masih berinteraksi dengan cara yang intimate tapi pada saat bersamaan harus menjaga jarak. AKKKHHHHHH 😝😝😝😝😝😝😝

Buat kalian penggemar segala sesuatu yang berhubungan dengan korean wave pasti bisa ngebayangin adegan-adegan di buku ini dengan mudah, terlebih ketika Sori diundang ke radio, syuting drama, bahkan syuting variety show. Kita diajak untuk melihat bagaimana, sih, behind the scenes hal-hal tersebut dari sudut pandang Sori selaku bintang tamu. Jujur aja dari hal-hal seremeh ini aku jadi ngebayangin gimana kehidupan para idol di luar dari yang biasanya mereka tunjukkan di kamera. Mungkin ini bisa menjadi pengingat juga buat fans di luar sana bahwa industri hiburan itu berat dan hal terbaik yang bisa dilakukan adalah terus memberikan dukungan kepada idol, terlebih untuk hal-hal yang melibatkan kebahagiaan mereka sebagai seorang manusia (asik, bijak banget aku).

What I Dislike

Menurutku buku ini mengangkat terlalu banyak permasalahan dengan durasi yang terbatas. Kalau digambar dengan grafik, pasti plot-nya bakal kelihatan naik-turun kayak zig-zag. Pada akhirnya penyelesaian yang disajikan pun terasa agak buru-buru. Beberapa karakter yang seharusnya memberi peranan penting dalam buku juga engga dikulik lebih dalam lagi sehingga terkesan ga penting-penting banget. 

Walau aku bisa merasakan beratnya permasalahan Sori, rasanya cara Axie Oh menyampaikan semua itu juga agak tanggung. Masalah yang serius pun akhirnya jadi ga terasa serius-serius banget. Sebenarnya akan lebih baik kalau konfliknya fokus pada satu-dua hal aja daripada satu masalah belum selesai tapi udah disajiin dengan masalah baru. 

Penulisan Axie Oh juga agak condong ke tell dibandingkan show. Walau engga semua bagian seperti itu, tapi pada beberapa adegan suasananya kurang terbangun karena hal ini. 

Dibandingkan sama XOXO, menurutku buku ini sedikit lebih ngebosenin. Mungkin ini ada hubungannya sama karakter Sori yang cenderung lebih kalem dibandingkan Jenny yang lebih terbuka. Tapi overall aku masih tetap dibikin penasaran sama ceritanya dari awal sampai akhir, terlebih dengan cara Sori dan Nathaniel melewati tantangan dalam hubungan mereka. 

Buat kalian yang suka sama genre second chance romance dengan unsur budaya korean wave, boleh banget deh coba baca buku ini. Walau aku sangat menyarankan untuk tidak berekspektasi tinggi. Mungkin bacalah saat kalian butuh bacaan romance yang gak perlu banyak mikir. 


Komentar

Postingan Populer